Newssanatara.com, Jakarta – Beberapa konglomerat dan pejabat tinggi melaksanakan aktivitas membeli saham ketika Indeks Harga Saham Gabungan () mengalami penurunan. Pada hari Selasa (18/3), IHSG terjun bebas sebesar 6%, yang membuat Bursa Efek (BEI) menerapkan penangguhan perdagangan atau trading halt pada waktu tersebut.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dalam kondisi penurunan nilai saham ini, sejumlah pengusaha besar bersama dewan direksi serta anggota komite dari berbagai publik ikut serta membeli saham di pasar. Langkah pembelian saham ini mencerminkan keyakinan mereka terhadap fundamental perekonomian Indonesia serta performa perusahaan mereka.

Pangestu, orang terkaya pertama di Indonesia, diketahui telah membeli saham PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) saat IHSG sedang mengalami trading halt. Ia mengakuisisi sekitar 1,77 juta lembar saham BREN dengan harga rata-rata Rp 4.987 per saham, yang diperkirakan bernilai sekitar Rp 8,8 miliar.

Selain saham BREN, Prajogo juga membeli saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dengan membeli 68.500 lembar saham pada harga Rp 5.830 per saham. Dengan demikian, total kepemilikannya bertambah dari 229.600 menjadi 289.100 saham.

Tidak hanya Prajogo, para konglomerat Indonesia lainnya juga mengambil langkah serupa dengan membeli saham saat IHSG sedang tertekan. Garibaldi Thohir, pengusaha asal Indonesia, membeli lebih dari 7,3 juta saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Dalam laporan formal yang diberikan kepada BEI, Garibaldi, yang juga dikenal sebagai , menyatakan bahwa transaksi ini dilakukan karena kondisi ekonomi dalam negeri tetap stabil dan kuat. Dia juga menambahkan bahwa pembelian ini didorong oleh keyakinannya terhadap aspek operasional perusahaan tersebut.

Selain itu, Presiden Direktur PT TPIA Erwin Ciputra tercatat membeli 308.900 saham pada 19 Maret 2025. Pembelian tersebut terdiri dari empat transaksi, dengan rincian 100.000 saham masing-masing seharga Rp 5.525, Rp 5.550, dan Rp 5.575 per saham. Dia juga memperoleh tambahan 8.900 lembar saham pada harga Rp 6.050 per saham, yang merupakan harga tertinggi saat itu.

Pemimpin perusahaan yang terdaftar di bursa juga turut mencatatkan pembelian saham. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, membeli 1.031.359 saham BBCA dengan harga Rp 8.975,05 per saham. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan saham BBCA Jahja meningkat menjadi 35,21 juta saham, dari sebelumnya 34,18 juta lembar. Selain itu, Direktur BCA John Kosasih membeli 318.416 saham BBCA pada harga yang sama, Rp 8.975,05 per saham. Sebelumnya, John memiliki 776.076 saham, dan kini jumlahnya meningkat menjadi 1,09 juta saham.

Komisaris BCA, Tonny Kusnadi, juga melakukan pembelian saham BBCA dengan harga Rp 8.975,05 per saham sebanyak 232.377 lembar. Pembelian ini membuat kepemilikan sahamnya bertambah dari 7,26 juta saham menjadi 7,50 juta saham.